Trump Benar-benar Murka ke Harvard, Potong Anggaran Jumbo Ini

FILE - In this Aug. 13, 2019 file photo, students walk near the Widener Library in Harvard Yard at Harvard University in Cambridge, Mass. Ismail Ajjawi, 17, a Palestinian student who was denied entry to the United States just days before he was scheduled to start classes at Harvard University, has been admitted to the country. The university confirmed that Ajjawi was on campus as classes began Tuesday, Sept. 3, 2019. (AP Photo/Charles Krupa, File)

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (AS), HHS, menghentikan hibah federal senilai US$ 60 juta (Rp 986 triliun) untuk Universitas Harvard. Hal ini terkait dengan demo pro-Palestina yang terjadi di kampus ternama itu.

Pemerintah menuduh Harvard terus mempertimbangkan etnisitas ketika meninjau aplikasi mahasiswa dan membiarkan diskriminasi terhadap orang Yahudi sebagai akibat dari gerakan protes mahasiswa pro-Palestina yang mengguncang kampus-kampus Amerika tahun lalu.

“Karena Universitas Harvard terus gagal mengatasi pelecehan antisemit dan diskriminasi rasial, HHS menghentikan sejumlah hibah multi-tahun… selama durasi penuhnya,” kata departemen kesehatan dalam sebuah posting di X pada hari Senin (19/5/2025).

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah membekukan atau mengakhiri hibah dan kontrak federal untuk universitas tersebut yang bernilai hampir US$ 3 miliar (Rp 49 triliun) dalam beberapa minggu terakhir.

Sejak menjabat pada bulan Januari, presiden dari Partai Republik tersebut telah berupaya menggunakan dana penelitian federal untuk merombak dunia akademis AS, yang menurutnya telah dicengkeram oleh ideologi anti-Amerika, Marxis, dan “kiri radikal”.

Harvard sendiri sebelumnya mengatakan bahwa mereka “tidak dapat menanggung seluruh biaya” hibah yang dibekukan, dan bahwa mereka bekerja sama dengan para peneliti untuk membantu mereka menemukan pendanaan alternatif. Mereka juga menggugat pemerintahan Trump atas keputusannya untuk memotong hibah.

Awal bulan ini, universitas tersebut menyelesaikan gugatan hukum tingkat tinggi oleh seorang mahasiswa Yahudi Ortodoks yang mengatakan Harvard mengabaikan antisemitisme di kampus. Penyelesaian itu terjadi empat bulan setelah Harvard menjanjikan perlindungan tambahan bagi mahasiswa Yahudi, karena mereka menyelesaikan dua gugatan hukum yang mengklaim bahwa kampus itu merupakan sarang antisemitisme.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*