
Anggota Komisi VI DPR RI Asep Wahyuwijaya menilai pendirian Universitas Danantara merupakan langkah strategis mendukung transformasi sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Universitas korporat tersebut resmi diluncurkan Danantara pada 25 Juli 2025 dengan menggandeng sejumlah kampus dunia, antara lain Columbia University, Stanford University, dan Tsinghua University.
“Danantara sebagai institusi usaha milik negara yang mengemban tugas berat dalam pengelolaan aset BUMN dan investasi, harus ditopang oleh personel masa depan yang tangguh dan memiliki kualifikasi,” ujar Asep di Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Menurut dia, kerja-kerja transformasi Danantara harus berbasis pada penguatan SDM yang relevan dengan kebutuhan sektor investasi dan memiliki kompetensi keilmuan yang kuat.
Ia mencontohkan sejumlah BUMN sebelumnya telah memiliki institusi pendidikan seperti Telkom University, Universitas Pertamina, hingga Institut Teknologi PLN, sementara kementerian juga memiliki STAN dan Unhan.
Asep menyebut langkah Danantara menggandeng kampus top dunia sebagai bentuk transformasi pendidikan yang perlu diapresiasi, apalagi jika memungkinkan sistem dual degree bagi mahasiswa agar turut menjadi alumni universitas internasional.
“Ini juga bisa menjadi pemicu bagi kampus-kampus lain agar semakin meningkatkan mutu pendidikan,” kata legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) itu.
Ia menegaskan bahwa transformasi Danantara tidak bisa dilihat dalam jangka pendek, melainkan sebagai upaya jangka panjang yang berkelanjutan, termasuk melalui pendirian universitas.
Terkait aspek regulasi, Asep menjelaskan bahwa Danantara belum menyampaikan pembentukan universitas dalam rapat bersama Komisi VI DPR. Namun karena masuk kategori investasi baru, hal tersebut menjadi ranah Komisi XI.
“Pendirian kampus ini ranah mitranya berada di Komisi XI, meskipun akan mengagregasikan kampus-kampus BUMN yang sudah ada,” ujar Asep.