Badan Geologi ESDM: Kegempaan Gunung Soputan-Sulut sebanyak 98 kali

Badan Geologi ESDM: Kegempaan Gunung Soputan-Sulut sebanyak 98 kali

Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat kegempaan Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara pada periode 16 Juli-31 Juli 2025, lebih didominasi gempa tektonik jauh yaitu sebanyak 98 kali.

“Seismograf juga merekam sebanyak 17 kali gempa guguran, 12 kali gempa vulkanik dangkal, 16 kali gempa vulkanik dalam, dan dua kali gempa terasa,” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN dalam laporan yang diterima ANTARA di Manado, Minggu.

Dalam laporan yang dibagikan Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku Juliana DJ Rumambi disebutkan, berdasarkan data pengamatan visual, guguran masih tidak teramati dan tinggi asap kawah rata rata masih di bawah 100 meter dari puncak.

Adapun secara instrumental, aktivitas kegempaan Gunung Soputan masih tinggi dan berfluktuatif.

Secara keseluruhan, pada periode ini aktivitas kegempaan cenderung berfluktuatif bila dibandingkan dengan periode sebelumnya gempa tektonik mengalami peningkatan akibat terjadinya gempa terasa namun hal ini tidak diikuti peningkatan gempa-gempa vulkanik, dan secara deformasi juga tidak ada perubahan yang signifikan.

Potensi bahaya aktivitas Gunung Soputan saat ini yaitu berupa lontaran dan aliran/guguran lava maupun piroklastik.

Jika terjadi erupsi gunung api, potensi bahaya sekunder berupa lahar dapat terjadi di sepanjang sungai/lembah yang berhulu di Gunung Soputan.

“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 31 Juli 2025, maka tingkat aktivitas Gunung Soputan tetap pada Level II (Waspada) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini,” ujar Muhammad Wafid.

Dia berharap warga mematuhi rekomendasi di antaranya, masyarakat di sekitar Gunung Soputan maupun pengunjung/wisatawan/pendaki tidak beraktivitas di dalam radius 1,5 kilometer dari puncak dan area sektoral sejauh 2,5 kilometer dari puncak ke arah lereng barat hingga barat laut.

Selanjutnya, masyarakat yang bermukim/beraktivitas di sekitar Gunung Soputan senantiasa menyiapkan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi hujan abu jika terjadi erupsi.

Masyarakat yang bermukim/beraktivitas di sekitar bantaran sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan agar mewaspadai potensi ancaman lahar terutama ketika musim hujan.

Beberapa sungai yang perlu diwaspadai di antaranya adalah Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang, dan Londola Kelewahu.

togel2win login

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*